Halaman
PENGENDALIAN
PENYIMPANGAN SOSIAL
P
ada hakikatnya kodrat manusia
sebagai mahkluk individu memiliki
sejumlah keinginan yang bertujuan
menguntungkan dan mengutamakan diri
sendiri. Maka tidak heran jika dalam
suatu kelompok ter dapat salah satu
individu yang selalu ingin tampil menon-
jol, tidak mau kalah, pendapatnya ingin
selalu dituruti, dan ingin menang sendiri.
Tentu saja sikap seperti itu tidaklah
bijaksana, sekaligus menunjukkan
sempitnya pola pikir dan pola pandang-
nya, sebab segala sesuatu hanya diukur
menurut dirinya sendiri.
Dalam hidup bermasyarakat sangat
diperlukan kemampuan memahami
kondisi orang lain sekaligus kemampuan
memandang segala sesuatu dengan sudu t
pandang yang lebih luas. Kemampuan
tersebut ditunjukkan dalam bentuk
pengendalian diri (self contr ol). Ketidak-
mampuan seseorang mengendalikan diri
selain ditunjukkan dalam bentuk ingin
mendominasi lingkungannya, juga
diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
cenderung emosional dan menuruti
keinginan tanpa dilandasi pola pemikiran
rasional yang akhirnya hanya berbuah
penyesalan.
Sumber:
Jawa Pos,
2008
Analisa Kuis
Pernahkah kalian melihat, membaca,
mendengar, atau bahkan mengalami sendiri
peristiwa main hakim sendiri? Apa
sebenarnya tindakan main hakim sendiri itu?
Ya, tindakan main hakim sendiri merupakan
perbuatan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang untuk memberikan
hukuman. Biasanya hukuman fisik
(kekerasan) terhadap orang yang diduga
melakukan tindak kejatahan tanpa melalui
proses hukum.
Menurut kalian, apakah main hakim sendiri
termasuk pengendalian sosial? Dan mengapa
tindakan main hakim termasuk melanggar
hukum, bukankah main hakim sendiri untuk
menghukum orang yang diduga sebagai
pelaku kejahatan? Coba analisalah hal
tersebut agar kalian makin tertarik
mempelajari bab berikut secara keseluruhan.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
268
Peta Konsep
Pengendalian
Penyimpangan Sosial
Pengertian
dan Ciri-ciri
Macam-
macam
Tujuan dan
Fungsi
Bentuk
Jenis
Pen
g
endalian Sosial
Upaya Pengendalian
Pen
y
im
p
an
g
an Sosial
Mem
p
ela
j
ari
Pengendalian Penyimpangan Sosial
269
A. PENGENDALIAN SOSIAL
1. Pengertian Pengendalian Sosial
Pengertian pengendalian sosial menurut beberapa ahli
sosiologi adalah sebagai berikut.
a. Menurut Bruce J. Cohen
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang
digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras
dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas tertentu.
b. Menurut Peter Ber ger
Pengendalian sosial adalah cara yang dipergunakan masyarakat
untuk menertibkan anggota yang menyimpang.
c. Menurut Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial adalah proses terencana maupun tidak di
mana individu dibujuk, diajarkan, dan dipaksa untuk menye-
suaikan diri pada kebiasaan dan nilai hidup kelompok.
2. Ciri-ciri Pengendalian Sosial
Secara spesifik pengendalian sosial memiliki ciri-ciri sebagai
berikut.
a. Pengendalian sosial sebagai suatu cara, metode atau teknik
tertentu yang dipergunakan masyarakat untuk mengatasi
ataupun mencegah terjadinya penyimpangan sosial.
b. Pengendalian sosial dipergunakan untuk mewujudkan kesela-
rasan antara stabilitas dengan perubahan-perubahan yang terus
terjadi di suatu masyarakat.
c. Pengendalian sosial dapat dilakukan oleh kelompok terhadap
kelompok lain, atau oleh suatu kelompok terhadap individu.
d. Pengendalian sosial dilakukan secara timbal balik meskipun
tidak disadari oleh kedua belah pihak.
3. Tujuan Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial memiliki arti yang sangat penting bagi
kehidupan masyarakat, karena pengendalian sosial bertujuan:
a. Agar dapat terwujud keserasian dan ketenteraman dalam
mayarakat.
b. Agar pelaku penyimpangan dapat kembali mematuhi norma-
norma yang berlaku.
c. Agar masyarakat mau mematuhi norma-norma sosial yang
berlaku baik dengan kesadaran sendiri maupun dengan paksaan.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pemahaman konsep
kalian, berdasarkan
pendapat para sosio-
log, kesimpulan apa
yang dapat kalian am-
bil mengenai pengerti-
an pengendalian
sosial? Kemukakan
pendapat kalian dalam
diskusi kelas.
Aktivitas Mandiri
Untuk menambah
pengetahuan kalian,
lakukan pengamatan
terhadap lingkungan
pemukiman maupun
di lingkungan sekolah
dan temukan contoh-
contoh pengendalian
sosial. Presentasikan
penemuan kalian
dalam diskusi kelas.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
270
4. Fungsi Pengendalian Sosial
Fungsi pengendalian sosial adalah sebagai berikut.
a. Mempertebal keyakinan masyarakat terhadap norma
sosial
Dengan adanya aturan-aturan yang diberlakukan untuk warga
masyarakat sebagai bentuk pengendalian sosial, diharapkan
masyarakat memiliki kesadaran bahwa hidup bermasyarakat
tidaklah dapat dilakukan secara seenaknya sendiri, melainkan harus
disesuaikan dengan aturan atau norma sosial, dan bukan norma
menurut dirinya sendiri.
b. Memberikan imbalan kepada war ga yang menaati norma
Dengan adanya pengendalian sosial dalam bentuk aturan atau
norma sosial, maka bagi yang melanggar akan memperoleh sanksi
(imbalan negatif) dan bagi warga yang menaati akan mendapatkan
pujian (imbalan positif). Masyarakat akan memberikan penilaian
kepada warganya bukan berdasarkan kekayaan atau penampilan
lahiriahnya saja, melainkan sejauh mana ia menaati aturan yang
berlaku di masyarakat tersebut. Meskipun ia seorang yang kaya
raya dan berpenampilan meyakinkan, akan tetapi tidak pernah
menaati aturan yang berlaku, maka ia tetap akan dicela.
Seringkali aturan yang dibuat pemerintah diabaikan begitu
saja oleh sebagian warga, maka tindakan tegas sering dilakukan
oleh aparat untuk menegakkan aturan tersebut.
c. Mengembangkan rasa malu
Budaya malu sebenarnya salah satu bentuk pengendalian
sosial yang sangat ampuh, apalagi bangsa Indonesia yang dikenal
memiliki kebudayaan yang mengutamakan perasaan. Untuk
mengatasi makin meningkatnya kasus- kasus pelanggaran hukum
pemerintah pernah membuat kebijakan untuk menayangkan wajah
koruptor dan pelaku tindak kejahatan lainnya di televisi, dengan
maksud mempermalukan pelaku kejahatan. Hal ini bertujuan agar
masyarakat jangan melakukan hal yang sama jika tidak ingin
dipermalukan di depan umum.
d. Mengembangkan rasa takut
Pada umumnya setiap aturan disertai dengan sanksi, baik
secara tertulis maupun tidak tertulis. Misalnya bagi masyarakat
adat yang melanggar tradisi akan mendapatkan sanksi dikucilkan
oleh kelompok sosialnya. Bagi orang yang menyadari bahwa
manusia hidup sebagai mahkluk sosial, dikucilkan oleh kelompoknya
merupakan suatu hukuman yang berat. Bagi yang dikucilkan, jika
ia diterima kelompok yang baru, itu pun pasti akan mengundang
Ajang Curah
Pendapat
Setiap sekolah mene-
rapkan tata tertib bagi
seluruh siswa-siswinya.
Tata tertib tersebut
merupakan bentuk
pengendalian sosial
yang diperlakukan di
sekolah. Cobalah kalian
diskusikan apa tujuan
dan manfaat konkret,
baik bagi siswa secara
pribadi maupun bagi
sekolah sebagai lemba-
ga pendidikan dengan
adanya penerapan tata
tertib tersebut.
Presentasikan pendapat
kalian dalam diskusi
kelas.
Pengendalian Penyimpangan Sosial
271
pertanyaan, mengapa ia dijauhi oleh kelompok asalnya dan dicurigai
hanya akan mencari keuntungan sendiri, sehingga kelompok
barunya tersebut belum bisa langsung menerima secara penuh.
Demikian halnya bagi masyarakat modern, pelanggaran aturan
akan dikenai sanksi hukum. Orang yang pernah menjalani hukuman,
apa pun penyebabnya akan menjadi sebuah noda. Secara normal,
tidak ada satu pun orang yang ingin dicap sebagai noda bagi
kelompok sosial mana pun, karena hal tersebut dapat merusak
citra atau nama baiknya, sehingga menghambat aktivitas sosialnya.
e. Menciptakan sistem hukum
Pengendalian sosial merupakan bentuk aturan yang
merupakan bagian dari sistem hukum. Pelaku penyimpangan sosial
selain melanggar norma juga dikategorikan melanggar hukum. Ciri
khas produk hukum adalah adanya aturan yang dilengkapi dengan
sanksi tegas.
B. UPAYA PENGENDALIAN PENYIMPANGAN
SOSIAL
Terjadinya penyimpangan sosial di tengah kehidupan
masyarakat dapat berpengaruh terhadap keteraturan sosial. Oleh
karena itu, perlu dilakukan upaya pengendalian penyimpangan sosial
seperti berikut.
1. Macam-macam Teknik/Cara Pengendalian Sosial
Ada banyak bentuk pengendalian sosial baik yang diterapkan
dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat luas.
a. Pengendalian sosial menurut tujuannya
Jika diklasifikasikan menurut tujuannya, pengendalian sosial
dapat dibedakan menjadi tiga, yakni tujuan kreatif, regulatif, dan
eksploratif.
1) Tujuan kreatif atau konstruktif
Suatu bentuk pengendalian sosial dikategorikan bertujuan
kreatif atau konstruktif apabila pengendalian sosial tersebut
diarahkan pada perubahan sosial yang dianggap bermanfaat.
Penerapan wajib belajar 9 tahun yang dicanangkan pemerintah
merupakan salah satu contoh bentuk pengendalian sosial yang
bertujuan kreatif atau konstruktif. Mengapa demikian? Karena
jika setiap penduduk menaati aturan tersebut, maka bukan saja
pemerintah yang beruntung karena memiliki sumber daya
manusia yang berpendidikan minimal setingkat SMP, akan
tetapi bagi individu yang berhasil mengikuti aturan tersebut
Ajang Curah
Pendapat
Untuk menambah
pemahaman kalian,
diskusikanlah contoh-
contoh pengendalian
sosial yang ada dalam
kehidupan masyarakat
dengan bentuk sanksi
yang dikenakan.
Presentasikan pendapat
kalian dalam diskusi
kelas.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
272
memiliki bekal pengetahuan untuk dapat memperoleh peluang
bekerja yang lebih baik bila dibanding dengan orang yang tidak
memiliki pendidikan sama sekali.
2) Tujuan regulatif
Pengendalian sosial dikategorikan bertujuan regulatif, apabila
pengendalian sosial tersebut dilandaskan pada kebiasaan atau
adat istiadat.
Misalnya pemerintah kabupaten mencanangkan
wajib jam belajar dari jam 18.00 sampai jam 21.00 bagi setiap
penduduk. Hal tersebut bertujuan mengarahkan agar warga
memiliki kebiasaan yang baik, yakni memanfaatkan waktu luang
sebelum tidur untuk belajar.
3) Tujuan eksploratif
Pengendalian sosial dikategorikan bertujuan eksploratif, apabila
pengendalian sosial tersebut dimotivasikan oleh kepentingan
diri, baik secara langsung maupun tidak. Penerapan tata tertib
di sekolah merupakan salah satu contoh pengendalian sosial
yang bertujuan eksploratif, karena tata tertib disusun dengan
tujuan meningkatkan motivasi siswa dalam mempersiapkan diri
sebagai generasi muda yang berkualitas dilandasi pada
penguasan iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) dan imtak
(keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa).
b. Pengendalian sosial menurut pelaksanaannya
Macam-macam teknik pengendalian sosial jika ditinjau dari
aspek pelaksanaannya, dapat dilakukan dengan cara kompulsi,
pervasi, persuasif, dan koersif
1) Cara kompulsi (compultion)
Pengendalian sosial secara kompulsi dilakukan dengan
menciptakan suatu situasi yang dapat mengubah sikap atau
perilaku yang negatif. Misalnya jika ada siswa yang enggan
memakai dasi, maka setiap menemui siswa yang tidak berdasi
ditegur dan dijelaskan pentingnya berdasi.
2) Cara pervasi (pervation)
Pengendalian sosial secara pervasi dilakukan dengan menyam-
paikan norma/nilai secara berulang-ulang dan terus menerus
dengan harapan norma/nilai tersebut melekat dalam jiwa
seseorang, sehingga akan terbentuk sikap seperti apa yang
diharapkan.
3) Cara persuasif/tanpa kekerasan
Pengendalian sosial cara persuasif lebih menekankan pada
usaha untuk mengajak atau membimbing berupa anjuran agar
berperilaku sesuai norma yang ada.
Pengendalian Penyimpangan Sosial
273
4) Cara coercive atau cara kekerasan/paksaan
Pengendalian cara coercive dilakukan dengan kekerasan jika
cara persuasif tidak berhasil.
c. Pengendalian sosial menurut jumlah yang terlihat
Apabila ditinjau dari aspek jumlah yang terlibat, teknik/cara
pengendalian sosial dapat dilakukan dengan cara:
1)
Pengawasan dari individu terhadap individu lainnya
.
Contohnya seorang ayah yang menasihati anaknya, seorang
teman yang menegur temannya yang telah berbuat salah, dan
lain-lain.
2)
Pengawasan dari individu terhadap kelompok
. Contohnya
seorang pelatih sepak bola yang mengarahkan tim sepak
bolanya, seorang guru yang menjelaskan materi pada murid-
muridnya, dan lain-lain.
3)
Pengawasan dari kelompok terhadap kelompok
.
Contohnya sekelompok mahasiswa KKN (kuliah kerja nyata)
sedang memberikan penyuluhan pada masyarakat.
4)
Pengawasan dari kelompok terhadap individu
. Contohnya
warga masyarakat yang mengucilkan seorang warganya yang
telah melanggar norma.
d. Pengendalian Sosial menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, pengendalian sosial dibedakan dalam
bentuk preventif, represif, dan gabungan preventif dan represif.
1)
Pengendalian sosial preventif
Pengendalian sosial preventif yaitu usaha yang dilakukan
sebelum terjadi pelanggaran, atau bertujuan mencegah
terjadinya pelanggaran.
Rambu-rambu lalu lintas dimaksudkan sebagai upaya
pencegahan (preventif) agar tidak terjadi kekacauan dalam
lalu lintas.
2)
Pengendalian sosial r epresif
Pengendalian sosial represif yaitu usaha yang dilakukan setelah
pelanggaran terjadi, ditujukan untuk memulihkan keadaan
kepada situasi seperti sebelum terjadinya pelanggaran.
Misalnya hukuman penjara bagi pelaku kejahatan merupakan
salah satu bentuk pengendalian sosial represif. Dengan
tertangkapnya pelaku kejahatan ini situasi lingkungan
masyarakat menjadi aman dan membuat pelakunya jera.
Sumber:
Ensiklopedi Umum
untuk Pelajar
, 2005
Gambar 16.1
Berbagai
rambu- rambu lalu lintas
merupakan bentuk
pengendalian sosial preventif.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
274
3)
Pengendalian sosial gabungan antara pr eventif dan
represif
Pelaksanaan operasi tertib lalu lintas yang dilaksanakan oleh
jajaran kepolisian merupakan salah satu bentuk pengendalian
sosial bersifat preventif sekaligus represif. Mengapa demikian?
Dengan adanya operasi tertib yang dilancarkan oleh yang ber-
wajib menjadikan masyarakat waspada, sebelum mengendarai
kendaraan melengkapi surat-surat dan membekali diri dengan
pengetahuan mengenai rambu-rambu lalu lintas, sehingga tidak
akan terkena sanksi. Adapun bagi yang melakukan pelang-
garan pada saat operasi tertib tersebut akan dikenai sanksi
sesuai aturan yang berlaku, sehingga sifatnya represif.
2. Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial yang ada di masyarakat antara lain
berupa:
a. Teguran
Teguran dilakukan dari orang yang dianggap lebih berwibawa
kepada pelaku penyimpangan yang sifatnya ringan. Misalnya
seorang ibu menegur anaknya yang pulang terlambat dari jam
biasanya.
b. Fraundulens
Frauddalens adalah meminta bantuan kepada pihak lain yang
dianggap dapat mengatasi masalah.
c. Intimidasi
Intimidasi adalah bentuk pengendalian dengan disertai
tekanan, ancaman, dan menakut-nakuti.
d. Ostrasisme atau pengucilan
Tindakan pengucilan bagi pelaku penyimpangan sosial
seringkali dilakukan pada masyarakat tradisional yang masih
memegang teguh tradisi. Meski demikian bukan berarti di era
modern ini pengucilan tidak terjadi. Khususnya bagi penderita HIV/
AIDS meski tidak secara terang-terangan sebagian besar
masyarakat cenderung menghindari mereka dengan alasan takut
tertular. Rendahnya pemahaman masyarakat terhadap penularan
virus HIV/AIDS membuat masyarakat menjaga jarak dengan para
penderita. Apalagi pandangan umum sering mengaitkan penderita
HIV/AIDS sebagai pelaku seks bebas dan pemakai narkoba.
Akankah kalian, bersikap demikian? Sebaiknya kalian dapat
menghindari perilaku yang demikian. Para penderita HIV/AIDS
juga manusia yang memiliki hak yang sama dengan manusia-
Pengendalian Penyimpangan Sosial
275
manusia lainnya. Oleh karena itu, sebaiknya para penderita HIV/
AIDS diterima secara baik di tengah-tengah masyarakat dan sebisa
mungkin kita memberikan motivasi bagi mereka agar bersemangat
untuk terus menjalani hidunya.
e. Kekerasan fisik
Pengendalian sosial secara fisik merupakan bentuk
pengendalian dengan memberikan tekanan dan kekerasan fisik
terhadap pihak lain, seperti pemukulan, menendang, merusak, dan
lain-lain.
f. Hukuman/sanksi
Hal yang lazim dilakukan untuk mengatasi penyimpangan sosial
adalah pengenaan hukuman atau sanksi. Pemberian hukuman/
sanksi dilakukan melalui proses peradilan yang didukung berbagai
saksi serta pembelaan, sehingga hukuman/sanksi yang dijatuhkan
benar-benar memenuhi asas keadilan dan kepatutan.
g. gosip atau des as-desus
Di kalangan masyarakat, gossip atau desas- desus merupakan
bentuk pengendalian sosial yang cukup efektif. Banyak orang yang
mengurungkan niatnya untuk melakukan sesuatu karena takut
digosipkan. Apalagi hidup di kalangan masyarakat yang masih
memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan sosialnya, jika ada
perilaku yang aneh sedikit saja, akan mengundang perbincangan
umum.
3. Jenis-jenis Lembaga Pengendalian Sosial
Adapun jenis- jenis lembaga pengendalian sosial meliputi:
a. Keluarga
Keluarga merupakan lembaga pengendalian sosial primer yang
merupakan tempat pertama membetengi anggota keluarga/anggota
masyarakat untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. Untuk
menjaga agar anak- anak dalam keluarga tidak melakukan tindakan
menyimpang dibutuhkan peran orang tua sebagai pengendali atau
pengawas terhadap perilaku anak-anak. Dalam menjalankan
perannya sebagai pengendali sosial, orang tua harus tidak bosan-
bosannya memberikan teguran kepada anak-anak yang berperilaku
tidak sesuai dengan norma sosial.
b. Kepolisian
Kepolisian bertugas memelihara keamanan dan ketertiban
umum dan mengambil tindakan terhadap orang-orang yang
melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku. Dalam
menjalankan tugas pengendalian sosial, kepolisian melakukan
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Menurut pendapat
Kartini Kartono,
kekuatan hukum jauh
tertinggal jika
dibandingkan dengan
kekuatan kriminal. Hal
ini ditunjukkan dengan
makin pintarnya para
pelaku kejahatan
menyiasati hukum,
sehingga meskipun
telah melakukan tindak
kriminal tetapi terbebas
dari jeratan hukum.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
276
pemeriksaan dan penyidikan perkara terhadap saksi-saksi yang
melihat atau berada dan berkaitan dengan kejadian perkara, hingga
menetapkan status tersangka serta membuat berita acara
pelimpahan perkara ke pengadilan.
c. Pengadilan
Pengadilan menangani, menyelesaikan, dan mengadili dengan
memberikan sanksi yang tegas terhadap perselisihan atau tindakan
yang melanggar aturan dan undang-undang yang berlaku.
d. Adat
Adat istiadat berisi nilai-nilai, norma-norma, kaidah-kaidah
sosial yang dipahami, diakui, dijalankan dan dipelihara secara terus
menerus. Maka istilah adat istiadat sama artinya dengan sistem
nilai budaya.
Adat istiadat sebenarnya merupakan hukum yang mengen-
dalikan perilaku masyarakat setempat agar tidak menyimpang.
Adat sebagai alat pengendalian sosial memiliki tingkatan sebagai
berikut.
1)
Tradisi
, merupakan adat yang melembaga dan sudah berjalan
lama secara turun temurun.
2)
Upacara
, merupakan adat istiadat yang dipakai dalam meraya-
kan hal-hal yang resmi.
3)
Etiket
, adalah tata cara dalam masyarakat dan merupakan
bentuk sopan santun dalam upaya memelihara hubungan baik
antara sesama manusia.
4)
Folkways
, merupakan adat kebiasaan yang dijalankan dalam
masyarakat sehari-hari karena dianggap baik dan menyenang-
kan.
5)
Mode
, merupakan adat yang lazim berisi kebiasaaan-kebia-
saan dan bersifat hanya sementara.
e. Tokoh masyarakat
Tokoh masyarakat adalah warga masyarakat yang memiliki
kemampuan, pengetahuan, perilaku, usia atau pun kedudukan yang
oleh anggota masyarakat lainnya dianggap sebagai tokoh atau
pemimpin masyarakat. Jika terjadi penyimpangan atau perselisihan
antarwarga dapat diselesaikan oleh tokoh masyarakat tersebut.
Sumber:
Radar Solo,
7 Maret
2008
Gambar 16.2
Polisi mem-
buat berita acara tentang
kejadian penyimpangan
sosial, terutama yang
berkaitan dengan tindak
kejahatan.
Sumber:
Radar Solo,
2008
Gambar 16.3
Sri Sultan
Hamengkubuwono adalah
seorang tokoh dan pemimpin
masyarakat Jogjakarta yang
memiliki kharisma tinggi,
sehingga dihormati, disegani,
dan dipatuhi oleh masyarakat.
Serasi
(Serba-serbi Sosial)
Pada masa pemerintah-
an kolonial Belanda di
Indonesia, Van Vollen-
hoven banyak meneliti
dan menulis buku yang
berkaitan dengan hu-
kum adat di Indonesia.
Dia juga mengemuka-
kan bahwa hukum adat
memiliki kekuatan
hukum yang mengikat,
di samping hukum
kolonial Belanda. Oleh
karena itulah Van
Vollenhoven dikukuh-
kan sebagai Bapak
Hukum Adat Indonesia.
Pengendalian Penyimpangan Sosial
277
Rangkuman
Pengendalian sosial adalah cara yang
dilakukan untuk menjaga agar keter-
aturan sosial tetap terjaga.
Pengendalian sosial bertujuan :
–
Agar dapat terwujud keserasian dan
ketenteraman dalam mayarakat.
–
Agar pelaku penyimpangan dapat
kembali mematuhi norma-norma
yang berlaku.
–
Agar masyarakat mau mematuhi
norma-norma sosial yang berlaku
baik dengan kesadaran sendiri
maupun dengan paksaan.
Fungsi pengendalian sosial yaitu mem-
pertebal keyakinan masyarakat terha-
dap norma sosial, memberikan imbalan
kepada warga yang menaati norma,
mengembangkan rasa malu, mengem-
bangkan rasa takut, dan menciptakan
sistem hukum.
Menurut tujuannya, pengendalian sosial
dapat dibedakan menjadi tiga yakni tu-
juan kreatif, regulatif, dan eksploratif.
Jika ditinjau dari aspek pelaksanaannya,
teknik/cara pengendalian sosial dapat
dilakukan dengan cara kompulsi, per-
vasi, persuasif, dan koersif.
Menurut sifatnya, pengendalian sosial
dibedakan dalam bentuk preventif, re-
presif, dan gabungan preventif dan
represif.
Pengendalian sosial dapat dilakukan
dalam bentuk teguran, ostrasisme (pe-
ngucilan), fraundulens, hukuman,
kekerasan fisik, gosip, dan lain-lain.
Jenis- jenis lembaga pengendalian sosial
bisa berupa keluarga, kepolisian, peng-
adilan, dan tokoh masyarakat.
Petikan Ilmu
(Refleksi Diri)
Semua bentuk perilaku menyimpang pada
umumnya dilakukan karena kurangnya
kemampuan mengendalikan diri. Banyak
pelaku kriminalitas menyesali perbuatannya,
karena apa yang dilakukan hanya
berorientasi pada dirinya sendiri tanpa
memikirkan dampak dari perbuatannya
tersebut. Renungkan sejenak, apa yang akan
terjadi jika kalian hanya menuruti keinginan
tanpa memikirkan norma yang berlaku?
Misalnya saat lapar dan haus melihat
makanan dan minuman yang tersaji di
rumah makan kemudian masuk dan
menyantapnya padahal tidak membawa
uang sepeser pun. Pastinya kalian akan
dimarahi, diusir, atau bahkan dilaporkan
pada pihak yang berwajib.
Banyak peristiwa dalam kehidupan sehari-
hari yang sangat membutuhkan kemampuan
mengendalikan diri agar apa yang
dilakukan sesuai dengan nilai dan norma
sosial yang berlaku. Pengendalian diri
diperlukan oleh setiap individu. Oleh
karena itulah bentuklah ketahanan diri
dengan meningkatkan kualitas pengetahuan,
keimanan, dan kepatuhan pada norma yang
berlaku, sehingga mampu menjadi media
pengendalian diri bagi kalian. Dengan
demikian kalian akan terhindar dari
perilaku-perilaku yang menyimpang.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
278
Ayo Belajar
Aspek: Kognitif
Kerjakan soal-soal berikut di buku tugasmu.
A. Ayo, pilih jawaban yang paling tepat sesuai dengan materi
Pengendalian Sosial, untuk mengevaluasi daya serap
materimu.
1. Seorang polisi lalu lintas menilang
salah seorang pengendara motor
karena tidak mengenakan helm.
Pengendalian sosial tersebut dilakukan
dengan cara ....
a. persuasif
c. koersif
b. represif
d. kompulsi
2. Jika pengendalian sosial gagal meng-
arahkan perilaku masyarakat untuk
mematuhi nilai dan norma sosial, maka
pengendalian dapat dilakukan melalui
....
a. kekuatan dan kekuasaan
b. teguran
c . sosialisasi
d. tekanan sosial
3. Penanaman nilai- nilai persatuan, rasa
kesetiakawanan, dan cinta perdamai-
an melalui organisasi kepramukaan
merupakan salah satu cara pengen-
dalian sosial yang dilakukan melalui
sarana ....
a . sangsi
c . komunikasi
b. interaksi sosial d. pendidikan
4. Berikut contoh-contoh pengendalian
sosial yang bersifat represif,
kecuali
....
a. menjatuhkan vonis penjara seumur
hidup bagi pengedar narkoba
b. pemberlakuan denda berat bagi
pembuang sampah sembarangan
c. menghukum siswa yang membolos
sekolah
d. pendidikan moral sejak dini dalam
keluarga
5. Berikut merupakan tujuan pengen-
dalian sosial,
kecuali
....
a. mengajak masyarakat agar mema-
tuhi kaidah yang berlaku
b. mengekang masyarakat dalam
bergaul
c. memaksa masyarakat agar mema-
tuhi undang- undang
d. mengarahkan setiap perilaku in-
dividu
6. Masyarakat adat memiliki cara
pengendalian sosial melalui pengucilan
bagi pelaku penyimpangan sosial.
Cara ini sering disebut sebagai ....
a. fraundulens
c. ostrasisme
b. intimidasi
d. coercive
7. Pengendalian sosial yang dilakukan
melalui intimidasi dapat berlangsung
melalui cara berikut,
kecuali
....
a. mencemooh
b. mengancam
c. menekan
d. menakut-nakuti
8. Menjatuhkan denda kepada pelanggar
lalu lintas agar tidak mengulangi
perbuatannya merupakan bentuk
pengendalian sosial yang bersifat ....
a . temporer
c . insidental
b. represif
d. adaptif
9. Guru menegur siswanya yang tidak
mengerjakan PR merupakan contoh
pengendalian sosial yang bersifat ....
a. persuasif
c. kompulsif
b. represif
d. preventif
Pengendalian Penyimpangan Sosial
279
10. Salah satu contoh tindakan positif
sebagai sarana pengendalian sosial
adalah ....
a. isolasi bagi pelanggar norma
b. hadiah bagi siswa yang berprestasi
baik
c. gosip dan sindiran terhadap pezina
d. teguran bagi siswa yang membolos
B. Ayo, jawablah pertanyaan berikut sesuai materi
Pengendalian Sosial.
4. Sebutkan lembaga-lembaga pengen-
dalian sosial.
5. Jelaskan pengendalian sosial represif.
1. Apakah tujuan pengendalian sosial itu?
2. Bagaimanakah suatu pengendalian
sosial dapat dikategorikan bertujuan
kreatif atau konstruktif?
3. Apakah yang dimaksud dengan fraun-
dulens?
Sikap Sosial
Aspek: Afektif
Sebanyak tujuh orang pengamen
jalanan diringkus petugas dalam
operasi penyakit masyarakat (pekat)
yang digelar Polr es Sragen, Jumat (17/
11). Para pengamen jalanan itu sering
mangkal di terminal, dan stasiun yang
sebagian besar berasal dari luar
daerah.
Kapolres Sragen, AKBP Sri Handa-
yani, melalui Kabag Bina Mitra Kompol
Ruslan kepada Espos, Jumat (17/1 1),
mengatakan selam a in i, tindakan
preventif yang kami lakukan baru
sebatas pada operasi rutin yang digelar
secara berkala. Dengan tindakan itu,
ternyata j umlah p engamen j alanan
sudah berkurang banyak. Buktinya, di
sejumlah perempatan jalan kota sudah
tidak ditemukan lagi pa ra pengamen.”
Sumber:
Solo Pos,
19 November 2006
Perhatikan dan pahami artikel berkaitan dengan Pengen-
dalian Sosial berikut.
7 Pengamen Jalanan Diringkus Polisi
Berdasarkan artikel di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut di buku tugasmu.
1. Setuju atau tidakkah kalian dengan bentuk pengendalian sosial
pada kasus di atas? Jika setuju, berikan alasannya. Namun
jika tidak setuju, coba kemukakan bentuk-bentuk pengendali-
an sosial yang menurut kalian lebih tepat.
Galeri Pengetahuan Sosial 2
280
2. Setuju atau tidakah kalian dengan tindakan polisi yang
membubarkan demonstrasi dengan water canon dan tembakan
gas air mata? Berikanlah alasanmu.
3. Setuju atau tidakah kalian dengan tindakan main hakim sendiri
guna memberikan efek jera pada pelaku-pelaku kejahatan
lainnya? Berikan alasannya.
Selamat mengerjakan dan semoga makin memahami
konsep pengendalian sosial.
Uji Unjuk Kerja
Aspek: Psikomotorik
• Amatilah keadaan lingkungan tempat
tinggal kalian.
• Identifikasikan bentuk-bentuk pengen-
dalian sosial terhadap perilaku menyim-
pang di kalangan remaja.
• Kemukakan pula seberapa efektifkah
bentuk-bentuk pengendalian sosial
tersebut dalam menanggulangi perilaku
remaja.
• Susunlah hasilnya dalam bentuk laporan
sederhana di buku tugas dan presen-
tasikanlah di depan kelas.
Selamat mengerjakan dan semoga
makin memahami konsep pengendalian
sosial.